Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengaku Butuh Uang, Pecatan TNI Jadi Dalang Penculikan Anak dengan Tebusan Rp 100 Juta

Kompas.com - 22/02/2021, 08:47 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Mengaku terdesak ekonomi, seorang pecatan anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) Suhartono (38) dan rekannya Sutriono (32) nekat menculik seorang bocah berinisial DI (4).

Rencananya, para pelaku hendak meminta uang tebusan sebesar Rp 100 juta.

"Pelaku rencananya meminta uang tebusan Rp100 juta ke orangtua korban, tapi batal karena aksinya sudah viral dulu di media sosial," kata Kasat Reskrim Polrestabes Palembang Kompol Edi Rahmat saat dikonfirmasi, Minggu (21/2/2021).

Baca juga: [JEJAK KASUS] Geger di Balik Tembok Keputren Keraton Solo

Berbagi peran

Edi menjelaskan, kedua pelaku berbagi peran dalam aksi penculikan itu.

Suhartono bertugas menunggu korban dan Sutriono melakukan eksekusi. Mereka mencari korban secara acak.

Saat melintas di Jalan Suparman, Kelurahan Sukajaya, Kecamatan Sukarami, Palembang, Sutriono melihat DI sedang bermain sepeda bersama kakaknya, DN.

Sutriono segera mendekati korban dan berpura-pura bertanya keberadaan ayahnya.

Saat mengetahui ayah korban di rumah, Sutriono segera membawa DI dengan sepeda motor.

Melihat adiknya dibawa kabur, kakak korban segera berteriak minta tolong warga.

Baca juga: Bocah 4 Tahun Korban Penculikan di Palembang Ditemukan, Pelaku Masih Buron

Terekam kamera

Mendengar teriakan korban, warga dan ayah korban segera keluar rumah. Setelah itu, warga mencoba mengecek rekaman kamera CCTV.

Warga pun membagikan video itu ke media sosial.

Sementara itu, Suhartono yang sedang menunggu Sutriono dan korban di Kawasan Kebun Sayur, kaget aksi penculikan rekannya terekam dan viral di media sosial.

Suhartono lalu memilih kabur meninggalkan Sutriono. Melihat Suhartono kabur, Sutriono akhirnya membawa pulang korban ke rumahnya di di kawasan Kilometer (KM) 11, Jalan Taman Murni, Kelurahan Alang-alang Lebar, Kecamatan Alang Lebar.

"Sesampainya di rumah, tersangka meminta tolong kepada temannya untuk mengembalikan korban ke orangtuanya. Kemudian Yanca menghubungi polisi," kata Edi.

Baca juga: Sejarah di Balik Pembangunan Stadion Gelora Sriwijaya Palembang

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com