Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konflik Harimau Vs Manusia di Sumsel, Gubernur Minta Harimau Ditangkap

Kompas.com - 03/01/2020, 17:30 WIB
Aji YK Putra,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

PALEMBANG, KOMPAS.com - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) diminta Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru untuk segera menangkap harimau yang saat ini meresahkan warga.

Ia pun meminta dalam proses penangkapan tersebut dilakukan secara khusus dengan menggunakan obat bius dan untuk selanjutnya dipindahkan.

"Saat ini kita sedang menantikan tim dari Kementerian LHK yang didatangkan dari Jambi dan sedang dalam perjalanan ke Muaraenim," kata Herman melalui telepon, Selasa (2/1/2020).

"Saya sudah meminta tim agar KLHK dan BKSDA menangkap harimau-harimau yang meresahkan warga. Ditangkap saja secara khusus mungkin dengan tembakan bius atau sejenisnya dan dibawa ke kebun binatang atau taman safari agar mereka tetap dapat terpelihara dengan baik." 

Baca juga: Korban Konflik Harimau dan Manusia Terus Bertambah, BKSDA Pasang 55 Kamera Trap dan Perangkap

Herman mengungkapkan, penangkapan harimau sebagai upaya untuk melindungi satwa langkah tersebut.

Para pejabat daerah, Bupati dan Walikota pun diminta untuk tetap menjaga kondisi yang kondusif dikalangan warga sehingga tak menimbulkan keresahan.

"Kemarin sudah saya teruskan ke Menteri agar macan itu ditangkap saja, supaya dapat dipelihara tempat lain. Soal apakah harimau ini sama dengan yang sebelumnya kita belum tahu karena kejadian ini jaraknya sangat jauh dengan kejadian-kejadian sebelumnya," katanya. 

"Yang tidak kalah penting tentu saja masyarakat harus tetap bersahabat dengan alam. Karena kejadian ini mungkin saja terjadi karena  habitatnya terganggu atau rantai makanannya putus." 

Baca juga: Pantau Harimau Berkeliaran di Dekat Permukiman Warga, BKSDA Pasang Kamera Penjebak

Enam petani jadi korban

Diberitakan sebelumnya, enam orang petani di Pagaralam, Lahat dan Muara Enim diterkam harimau sejak satu bulan terakhir.

Dari enam kejadian itu, empat diantaranya tewas. Sementara dua orang lain mengalami luka-luka dan harus dilarikan ke rumah sakit.

Korban yang selamat adalah Marta Rolani (24) petani kopi di Kecamatan Dempo Selatan, Kota Pagaralam, Sumatera Selatan yang diserang oleh seekor harimau, pada Senin (2/12/2019).

Akibat kejadian tersebut, ia  mengalami luka cakaran dibagian paha kanan, perut dan bokong.

Lalu korban selanjutnya, adalah  Irfan (19) wisatawan taman gunung Dempo, kota Pagaralam yang harus menjalani perawatan di rumah sakit, karena mengalami luka robek yang serius.

Ia diterkam harimau ketika sedang camping bersama rekannya pada Sabtu (16/11/2019).

Selanjutnya Kuswanto (57) petani kopi di Kabupaten Lahat yang tewas diterkam harimau, poda Minggu (17/11/2019).

Selanjutnya Yudiansah Harianto (40) yang tewas dalam kondisi tinggal tulang  usai diterkam harimau ketika berada di kebun yang ada di Desa Bukit Benawa, Kecamatan Dempo Selatan, kota Pagaralam, Sumatera Selatan, pada Kamis (5/12/2019).

Kemudian Mustadi (50) tewas diterkam harimau ketika berada di kebun yang terletak di dataran pedamaran Hutan Seribu Kecamatan Kota Agung Kabupaten Lahat, pada Kamis (12/12/2019).

Kemudian, Suhadi (50) yang ditemukan tewas dalam kondisi bagian tubuh tercecer di dalam kebun yang berada di areal Lekung Benuang, Desa Pajar Bulan, Kecamatan Mulak Ulu, Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan. 

Terakhir, Sulistiowati (30) yang diterkam harimau saat sedang mandi di Kampung 5 Talang Tinggi, Desa Padang Bindu, Muara Enim pada Jumat (27/12/2019).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com