Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita di Balik Ibu yang Masukkan Bayi ke Mesin Cuci, Sembuyikan Kehamilan dengan Menggunakan Stagen

Kompas.com - 07/11/2019, 06:49 WIB
Candra Setia Budi

Editor

KOMPAS.com - ST (36), ibu yang tega memasukkan bayi yang baru dilahirkannya ke mesin cuci ternyata menutupi kehamilannya dengan menggunakan stagen agar tidak diketahui rekan kerja dan majikannya.

ST diketahui bekerja sebagai asisten rumah tangga di kediaman Ferdyta Azhar di Jalan Telaga, Kelurahan 30 Ilir, Kecamatan Ilir Barat I, Palembang, Sumatera Selatan.

Selama bekerja, rekan ST yang lain tidak mengetahui bahwa ia telah mengandung bayi hasil hubungan gelapnya bersama pacar berinisial AD.

Firdaus Hasbullah kuasa hukum keluarga majikan ST, mangatakan, pihak keluarga dari Azhar sangat terkejut mendengar bahwa ST melahirkan di rumah mereka.

Terlebih lagi, mengetahui bahwa bayi yang dilahirkan tersebut dimasukkan ke dalam mesin cuci.

"Kami langsung laporkan kepolisi, agar tidak terjadi simpang siur dan menimbulkan fitnah negatif kepada keluarga. Kasusnya sekarang kami seragkan kepada polisi untuk diproses," ujarnya.

 

Sembuyikan kehamilan dengan menggunakan stagen

Dijelaskan Firdaus, ST yang merupakan warga Belitang, OKU Timur, Sumsel tersebut disalurkan oleh agensi asisten rumah tangga dari Jakarta.

Namun, memasuki November 2019, ST diminta untuk menjadi baby sitter.

Firdaus menyatakan, ST menyembunyikan kehamilannya dengan menggunakan stagen selama bekerja.

Dengan begitu, kondisi perut ST pun tak terlihat seperti orang yang sedang hamil.

"Dia sudah enam bulan bekerja di sini. Perutnya itu ditutup pakai stagen, untuk menutupi kehamilannya," katanya.

Baca juga: Ibu yang Memasukkan Bayi ke Mesin Cuci Sembunyikan Kehamilan Selama Bekerja

 

Kejiwaan ST akan diperiksa

Setelah ditetapkan sebagai pelaku tunggal atas kekerasan terhadap anaknya hingga menyebabkan korban tewas, polisi akan melakukan tes kejiwaan terhadap ST.

Kapolresta Palembang Kombes Pol Didi Hayamansyah mengatakan, tes kejiwaan itu akan melibatkan seorang psikologis untuk memeriksa ST.

Didi menjelaskan, hasil tes kejiwaan tersebut sangat dibutuhkan untuk menentukan langkah hukum selanjutnya.

"Kita akan lihat apakah kondisi kejiwaan tersangka ini terganggu atau tidak. Sehingga tes ini diperlukan," katanya, Rabu (6/11/2019).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com