PALEMBANG, KOMPAS.com - Kualitas udara di Kota Palembang, Sumatera Selatan, sempat berada di level berbahaya disebabkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di sejumlah wilayah Sumatera Selatan yang saat ini masih terus terjadi.
Berdasarkan situs bmkg.go.id, partikulat atau PM 10 yang merupakan partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 10 mikron (mikrometer) sempat berada di level berbahaya yakni 366.90 mikrogram per meter kubik pada pukul 01.00 WIB, Kamis (12/9/2019).
Pada pukul 02.00 sampai 03.00WIB, PM 10 berada di level sangat tidak sehat dengan berada di angka 326.60 mikrogram per meter kubik.
Kemudian dari pukul 04.00 sampai 06.00WIB, PM 10 menurun ke level tidak sehat dengan angka terakhir 226.89 mikrogram per meter kubik.
Baca juga: Kabut Asap Semakin Pekat, SMA dan SLB di Kalimantan Barat Libur 3 Hari
Pantuan Kompas.com, kabut asap tebal terlihat dari sepanjang jalan Jenderal Sudirman.
Namun, saat berada di kawasan Jakabaring kondisi asap pekat semakin terlihat dan menutupi Jembatan Ampera.
Kondisi udara yang tak sehat ini pun telah dikeluhkan oleh masyarakat kota Palembang, salah satunya adalah Hafidz (29).
Dua putri Hafidz yang berusia dua tahun serta satu tahun, saat ini dalam kondisi terkena ISPA karena menghirup udara bercampur asap sejak beberapa hari terakhir.
"Saya juga terkena ISPA, karena memang asap dari kemarin begitu pekat. Kemarin saya dan anak saya sudah ke rumah sakit untuk diperiksa," kata Hafidz, Kamis.