PALEMBANG, KOMPAS.com- Yayasan Tandi Pulau yang merupakan kelompok Budayawan di Sumatera Selatan membuat video tandingan untuk mematahkan pernyataan Ridwan Saidi yang menyebutkan jika kerajaan Sriwijaya fiktif.
Video itu diupload di kanal Youtube bernama Jelajah Sumsel. Ada dua video yang menanggapi pernyataan Ridwan Saidi.
Video pertama yang diunggah pada (2/9/2019) dengan durasi 8 menit 34 detik, ketua Yayasan Tandi Pulau Doktor Erwan Suryanegara memberikan tanggapan soal keberadaan Sriwijaya.
Sementara, pada video kedua yang diunggah pada (5/9/2019) pemerhati serat ulu dan aksara Kaganga Sumatera Selatan, Ahmad Rapanie Igama bersama Arkeolog dari Balai Arkeologi Sumsel Retno Purwati juga ikut memberikan penjelasan.
Baca juga: Raden Fatah Disebut Yahudi, Warga Demak Demo Tuntut Ridwan Saidi Minta Maaf
Ketua Yayasan Tandi Pulau Doktor Erwan Suryanegara ketika dikonfirmasi mengatakan, setelah video tersebut diunggah, mereka akan menunggu selama satu pekan untuk melihat tanggapan dari Ridwan Saidi.
"Kita tunggu tanggapan mereka (Ridwan Saidi), karena video kita itu menanggapi video mereka,"kata Erwan saat dihubungi melalui pesan singkat, Jumat (6/9/2019).
Mengenai langkah hukum yang akan dilakukan, pihak dari yayasan Tandi Pulau akan lebih dulu menunggu respon dari pihak Ridwan.
"Kita masih tunggu respon mereka seperti apa," ujarnya.
Baca juga: Arkelog Senior Minta Video Ridwan Saidi Soal Sriwijaya Fiktif Dihapus
Diberitakan sebelumnya, pernyataan Ridwan Saidi yang menyebutkan kerajaan Sriwijaya adalah fiktif viral di media sosial.
Video pernyataan itu viral setelah diunggah di kanal YouTube Macan Idealis. Dalam video yang diunggah pada 23 Agustus 2019 tersebut, Ridwan Saidi secara tegas menyebutkan bahwa kerajaan Sriwijaya adalah fiktif.
Bahkan, Ridwan Saidi mengklaim telah 30 tahun mempelajari bahasa kuno guna menelisik jejak-jejak keberadaan Kerajaan Sriwijaya.
Hasil penelusuran itu membawanya pada satu hipotesis bahwa kerajaan tersebut fiktif belaka.
Baca juga: Arkeolog Sumsel: 4 Tahun Lalu, Ridwan Saidi Juga Bikin Onar soal Sriwijaya
Yayasan Tandi Pulau yang berisi para budayawan di Sumatera Selatan pun langsung merespon dan akan menempuh jalur hukum terkait pernyataan tersebut.
Bahkan, Ketua Yayasan Tandi Pulau Doktor Erwan Suryanegara menduga ada unsur kesengajaan dari pihak pengelola akun untuk mendapati pundi-pundi rupiah dengan menyebarkan video itu.
Pengunggah video, menurut Erwan, ingin mendapatkan viewer tinggi serta subscriber yang banyak dengan membuat pernyataan kontroversial tentang Kerajaan Sriwijaya.
"Karena ini ada kejahatan yang digolongkan ITE, karena ada yang menyebarkan berita bohong, hoaks, tanpa data-data ilmiah, data valid, kami lihat ada celah ke sana. Tentu ke ranah hukum. Tujuan kami adalah agar video yang tidak benar itu nanti dihapus oleh pihak YouTube," kata Erwan seusai menggelar rapat bersama Dinas Kebudayaan Palembang, Selasa (27/8/2019).
Baca juga: Ridwan Saidi Klaim Sudah 30 Tahun Cari Jejak Kerajaan Sriwijaya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.