KOMPAS.com - Akibat kebakaran hutan yang terjadi di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan (Sumsel), membuat kualitas udara di Kota Palembang memasuki kategori tak sehat lantaran diselimuti kabut asap tebal yang terjadi sejak dua hari terakhir.
Konsertrasi Partikulat (PM10) yang tercatat di stasiun Klimatologi Palembang menyebutkan, titik tertinggi kualitas udara di Palembang telah mencapai 202,37 mikrogram pada Kamis (5/9/2019) pukul 07.00 WIB.
Namun, PM10 semakin menurun menjelang siang yakni 195,78 mikrogram pada pukul 08.00 WIB.
Sementara pada pukul 09.00 WIB menjadi 153,82 mikrogram dan melewati ambang batas tidak sehat PM 10 yakni 150-250 mikrogram.
Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG stasiun SMB II Palembang Bambang Beny Setiaji menghimbaun warga menggunakan masker, ketika berada di luar ruangan.
Beriku ini fakta kabut asap selimuti Kota Palembang:
Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG stasiun SMB II Palembang Bambang Beny Setiaji mengatakan, jarak pandang di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, sempat menurun drastis akibat kabut asap.
Di mana jarak pandang hanya sampai antara 300-500 meter. Akibatnya, satu jadwal penerbangan pun terpaksa ditunda.
"Berdasarkan hasil prakiraan cuaca, Sumsel tidak ada potensi hujan sampai 10 September nanti," ujarnya.
Baca juga: Diselimuti Kabut Asap Tebal, Udara di Palembang Tidak Sehat, Jarak Pandang 300 Meter
Dikatakan Bambang, adanya asap tersebut akibat kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI).
Selain itu, angin permukaan umumnya dari Selatan-Tenggara dengan kecepatan 5-10 knot (9-19km/jam) mengakibatkan potensi masuknya asap ke Palembang.
"Kami mengimbau warga untuk menggunakan masker ketika berada di luar ruangan," ujarnya.
Baca juga: Jokowi Ingatkan Gubernur Kalbar soal Kabut Asap Kebakaran Lahan