Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diselimuti Kabut Asap Tebal, Udara di Palembang Tidak Sehat, Jarak Pandang 300 Meter

Kompas.com - 05/09/2019, 22:01 WIB
Aji YK Putra,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

PALEMBANG, KOMPAS.com - Kualitas udara di kota Palembang telah memasuki kategori tak sehat lantaran diselimuti kabut asap tebal yang terjadi sejak dua hari terakhir akibat kebakaran hutan dan lahan di wilayah Sumatera Selatan.

Konsertrasi Partikulat (PM10) yang tercatat di stasiun Klimatologi Palembang menyebutkan, titik tertinggi kualitas udara di Palembang telah mencapai 202,37 mikrogram pada Kamis (5/9/2019) pukul 07.00WIB.

Namun, PM10 semakin menurun menjelang siang yakni 195,78 mikrogram pada pukul 08.00WIB. Sementara pada pukul 09.00WiB menjadi 153,82 mikrogram dan melewati ambang batas tidak sehat PM 10 yakni 150-250 mikrogram.

Baca juga: Jokowi Ingatkan Gubernur Kalbar soal Kabut Asap Kebakaran Lahan

Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG stasiun SMB II Palembang Bambang Beny Setiaji mengatakan, jarak pandang di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, sempat menurun drastis akibat kabut asap.

Dimana jarak pandang hanya sampai antara 300-500 meter. Akibatnya, satu jadwal penerbangan pun terpaksa ditunda.

"Berdasarkan hasil prakiraan cuaca, Sumsel tidak ada potensi hujan sampai 10 September nanti,"ujar Bambang.

Bambang mengatakan, adanya asap tersebut akibat kebakaran hutan dan lahan di kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI).

Selain itu, angin permukaan umumnya dari Selatan-Tenggara dengan kecepatan 5-10 knot (9-19km/jam) mengakibatkan potensi masuknya asap ke Palembang.

Baca juga: Ikuti Diksar Menwa, Mahasiswa UIN Palembang Ditemukan Tewas

"Kami mengimbau warga untuk menggunakan masker ketika berada di luar ruangan,"ujarnya.

Terpisah, Kepala Bidang(Kabid) Penanganan Kedaruratan BPBD Sumsel Ansori menjelaskan, ada 115 titik panas yang terpantau melalui satelit Lapan.

Titik api terbanyak berada di Kabupaten OKI yakni 37 titik api, lalu Kabupaten Banyuasin 21, Musi Banyuasin (Muba) 21, 20 titik dan 13 di Musirawas Utara.

Fokus water bombing

Menurut Ansori, saat ini mereka masih memfokuskan untuk melakukan pemadaman dengan water bombing di Kabupaten OKI dengan menggunakan helikopter.

"Asap yang terjadi di Palembang akibat angin yang mengarah ke sini. Sehingga asap dari kebakaran di OKI masuk ke kota,"kata Ansori.

Meski demikian, Ansori mengklaim jika kualitas udara masih dalam batas kategori baik karena PM10 hanya mencapai 42 mikrogram.

"Ada perbedaan hasil pantauan dari BMKG dan Kementerian LHK. Kami mengacu pada Kementerian LHK," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com