Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jembatan Penghubung Sumsel-Babel Berbiaya Rp 15 Triliun Segera Dibangun

Kompas.com - 19/07/2019, 17:18 WIB
Aji YK Putra,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

PALEMBANG, KOMPAS.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan membangun jembatan penghubung antara Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) dan Bangka Belitung (Babel).

Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru mengatakan, pembangunan jembatan penghubung Sumsel-Babel tersebut akan dimulai dari Desa Tanjung Tapah, Tulung Selapan, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) dan akan tembus ke Bangka Tengah.

Pihak Kementerian PUPR, kata Herman, telah menyetujui proyek pembangunan jembatan tersebut.

"Panjang jembatannya 13 kilometer dengan nilai investasi sekitar Rp 15 triliun lebih. Seluruhnya dari Kementerian PU," kata Herman, usai menggelar rapat di Griya Agung Palembang, Sumsel, Jumat (19/7/2019).

Baca juga: 5 Tersangka Dugaan Korupsi Pembangunan Jembatan Cisinga Tasikmalaya Ditahan

Menurut Herman, sebelum pembangunan dimulai, pada tahun 2020 akan lebih dulu dilakukan feasibility study yang dibiayai langsung oleh Kementerian PUPR.

Pembangunan jembatan dengan panjang 13 km tersebut diklaim Herman sangat dibutuhkan agar akses antar dua provinsi menjadi dekat.

Sebab, selama ini warga hanya bisa lewat dengan transportasi laut baik itu dari Sumsel-Babel maupun sebaliknya dengan waktu tempuh sekitar satu malam.

"Keuntungannya banyak kalau jembatan ini dibangun di OKI. Salah satunya pelayanan penerbangan, warga tidak perlu ke Palembang, pesawatnya bisa ke Bangka. Terus lagi bahan pokok di Babel itu mahal, seperti beras dan sayur-sayuran, pedagang Sumsel kan bisa masuk," ujarnya.

Baca juga: Dua Rumah Ibadah, 5 Sekolah dan 2 Jembatan Rusak Akibat Gempa Maluku Utara

Selain akses perdagangan yang terbuka ketika jembatan tersebut dibangun, pertahanan negara pun diungkapkan Herman akan menjadi semakin dekat. Seperti halnya pergeseran pasukan Kodam II Sriwijaya ke Bangka Belitung.

"Pembangunan jembatan ini juga ada dukungan dari Kodam, karena ini juga bisa mobilisasi personel untuk ketahanan negara. Kalau naik kapal, butuh satu malam. Misalnya mau kirim peralatan, personel, tidak butuh waktu lama," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com