Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pecatan TNI Terlibat Penculikan Anak di Palembang, Pelaku Minta Tebusan Rp 100 Juta

Kompas.com - 21/02/2021, 16:23 WIB
Aji YK Putra,
Farid Assifa

Tim Redaksi

PALEMBANG, KOMPAS.com - Dua pelaku penculikan DI (4) yakni Suhartono (38) dan Sutriono (32) saat ini masih diperiksa penyidik Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polrestabes Palembang.

Dari hasil pemeriksaan, Suhartono diketahui merupakan mantan anggota TNI yang bertugas di Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan.

Kasat Reskrim Polrestabes Palembang Kompol Edi Rahmat mengatakan, kedua pelaku nekat melakukan aksi penculikan tersebut dengan alasan faktor ekonomi. 

"Rencananya dua pelaku ini meminta uang tebusan Rp 100 juta, satu pelaku pecatan TNI," kata Edi, Minggu (21/2/2021).

Baca juga: Panik Aksinya Viral, Penculik Anak di Palembang Telepon Polisi

Menurut Edi, antara pelaku dan korban tidak saling mengenal. Tersangka Sutriono pun mencari mangsa secara acak.

Saat melihat korban sedang bermain sepeda di depan rumah bersama kakaknya, DN (8), Sutriono langsung menculik DI dengan menggunakan sepeda motor.

"Melihat adiknya ini diculik, kakak korban teriak minta tolong warga dan ibunya baru keluar mengejar pelaku," ujar Edi.

Setelah berhasil membawa DI kabur, Sutriono pun membawa korban ke kawasan Kebun Sayur Palembang untuk bertemu dengan Suhartono yang menjadi otak pelaku penculikan.

Namun, Suhartono meninggalkan Sutriono karena aksi mereka sudah viral di media sosial. 

Sutriono pun akhirnya membatalkan niat untuk menculik DI. Ia lalu membawa korban ke rumahnya yang terletak di kawasan Kilometer (Km)11 tepatnya di Jalan Taman Murni Kelurahan Alang-alang Lebar, Palembang pada Jumat (19/2/2021) malam kemarin.

Baca juga: Bocah 4 Tahun Korban Penculikan di Palembang Ditemukan, Pelaku Masih Buron

Di sana, Sutriono meminta temannya bernama Yanca untuk mengembalikan korban kepada orangtuanya.

"Kemudian, Yanca ini menghubungi polisi dan sekitar 20 menit korban dijemput anggota Unit PPA bersama orangtuanya," kata Edi.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com