Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tolak UU Cipta Kerja, Buruh di Palembang Blokade Jalan ke DPRD Sumsel

Kompas.com - 15/10/2020, 15:38 WIB
Aji YK Putra,
Farid Assifa

Tim Redaksi

PALEMBANG, KOMPAS.com - Akses menuju gedung DPRD Provinsi Sumatera Selatan di Jalan POM IX, Kecamatan Ilir Barat 1, Palembang kembali diblokade oleh massa aksi penolakan UU Omnibus Law Cipta Kerja, Kamis (15/10/2020). 

Massa aksi kali ini berasal dari serikat buruh yang tergabung dalam Gerakan Pekerja/Buruh untuk Keadilan Sumatera Selatan (GEPBUK SS).  

Mereka membawa keranda mayat bertuliskan "DPR" serta pocong yang ditulis "UU Omnibus Law, Matinya Keadilan". 

Baca juga: Pertanyakan Pelajar yang Kena Sweeping, Ketua LMND Palembang Ditangkap Polisi

Berdasarkan pantauan Kompas.com di lapangan, pihak kepolisian menutup akses jalan dari Angkatan 45 dan Kapten Rivai yang mengarah ke gedung DPRD Provinsi Sumsel. 

Bahkan, polisi juga memasang kawat berduri di pinggir jalan depan gedung DPRD Sumsel.

Selain itu, mobil Barikade Polri dan water canon disiapkan di lokasi kejadian untuk mengurai massa.

Koordinator Lapangan GEPBUK SS Aminoto mengatakan, mereka meminta DPRD Sumsel dan gubernur menyampaikan aspirasi penolakan UU Omnibus Law ke pemerintah pusat. 

Sebab, dalam UU tersebut, klaster buruh sangat dirugikan. 

"Kami meminta pemerintah menerbitkan Perppu untuk membatalkan UU Omnibus Law ini, sebab akan berdampak ke anak cucu kami," kata Aminoto. 

Aminoto mengungkapkan, pihaknya sudah membaca draft Omnibus Law saat masih menjadi RUU. Ia menilai klaster soal ketenagakerjaan sangat merugikan pekerja. 

Ia pun membandingkan UU Cipta Kerja dengan Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang lebih berpihak kepada pekerja. 

Baca juga: 7 Anggota Anarko yang Tertangkap Saat Demo di Palembang Diserahkan ke Mabes Polri

Namun, pemerintah bersikeras menganggap bahwa UU Omnibus Law lebih baik. 

"Draft RUU sudah 1,5 tahun kami baca dan dengungkan karena merugikan buruh. Tetapi tetap saja disahkan, menurut kami UU Nomor 13 itu lebih tepat daripada Omnibus Law," katanya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com