Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Walhi Sebut Ada 2 Pulau di Sumsel Hilang Akibat Kerusakan Lingkungan

Kompas.com - 14/01/2020, 19:08 WIB
Aji YK Putra,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

PALEMBANG, KOMPAS.com - Wahana Lingkungan Hidup Sumatera Selatan (Walhi Sumsel) mencatat, ada dua pulau di Kabupaten Banyuasin hilang akibat adanya perubahan iklim serta kerusakan lingkungan yang terjadi sepanjang tahun 2019.

Dua pulau yang hilang itu adalah Pulau Betet yang mana ketinggian tanah (elevasi) berada diangka -1 Meter Diatas Permukaan Laut (MDPL) serta pulau Gundul dengan kondisi permukaan -3 MDPL. Keduanya tenggelam akibat kerusakan lingkungan.

Direktur Eksekutif Walhi Sumsel, M Hairul Sobri mengatakan, ada 23 pulau kecil di wilayah Sumsel yang terancam ikut tenggalam akibat kondisi kerusakan lingkungan yang terus terjadi.

Bahkan, ia memprediksi pada tahun 2020 ada empat pulau lagi yang akan tenggelam akibat kerusakan lingkungan.

Baca juga: Normalisasi Berkonsep Betonisasi, Walhi: Berpotensi Memperparah Banjir

2020, empat pulau terancam tenggelam

"Pulau Burung, Pulau Kalong, Pulau Salahnamo, dan Pulau Keramat terancam hilang di tahun ini (2020) karena ada penurunan tanah dan kenaikan air laut,"kata Hairul di Palembang, Selasa (14/1/2020).

Menurut Hairul, perubahan iklim yang menyebabkan perubahan tinggi permukaan laut akan mengancam tenggelamnya wilayah-wilayah pesisir baik berpenduduk ataupun tidak. 

Selain itu, masih ketergantungan Provinsi Sumatera Selatan dengan bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak bumi dan gas alam juga turut mendorong laju pelepasan emisi gas rumah kaca. 

Pada sektor pertanian, ketergantungan pupuk kimia akan mengakibatkan terjadinya penurunan muka tanah, sedimentasi serta kerusakan DAS. Begitu juga dengan pengambilan air tanah berlebihan untuk industri. 

"Hal inilah salah satu faktor yang cukup signifikan penyebab terjadinya banjir di Sumatera Selatan, selain faktor alih fungsi kawasan dan tidak cermat tata ruang," ujarnya.

Baca juga: Gelar Aksi, Aktivis dan LSM Minta Pemerintah Perhatian pada Perubahan Iklim

Lahan gambut

Sumatera Selatan memiliki 1,2 juta Hektar luas lahan gambut. Peran gambut terkait isu pemanasan global sangat penting karena fungsinya sebagai penyimpan karbon. 

Namun, dengan terjadinya kekeringan pada lahan gambut karena drainase, konversi, dan pembalakan hingga terjadi kebakaran mengakibatkan kerusakan fungsi gambut.

Luas kebakaran hutan dan lahan di tahun 2019 tercatat sebesar 361.889 Hektar, dari luasan itu 60,93 persennya atau 240.483 Hektar luas kebakaran terjadi di ekosistem gambut. 

 "Banjir Bandang di dua Kecamatan dan tiga Desa di Kabupaten Lahat, kita menemukan krisis air. Kebakaran hutan yang masif, ditambah lagi kabut asap yang memaparkan wilayah di Sumsel," katanya.

"Kita melihat kebakaran hutan tidak lepas dari carut-marutnya tata kelola yang melegalkan wilayah gambut di rusak. Wilayah rawan bencana, semakin tahun semakin meluas, ancaman kebakaran hutan dan lahan semakin luas," ujarnya.

Baca juga: Banjir Bandang di Lahat, 12 Rumah Hanyut dan 3 Warga Sempat Terseret

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com