Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluhan Warga Palembang soal Kabut Asap: Dada Sesak, Abu Sampai Masuk Rumah

Kompas.com - 14/10/2019, 21:30 WIB
Aji YK Putra,
Farid Assifa

Tim Redaksi

PALEMBANG, KOMPAS.com- Warga Palembang mulai mengeluhkan kualitas udara yang kian menurun akibat kabut asap pekat kebakaran hutan dan lahan.

Bahkan, kondisi kabut asap di Palembang saat ini sedang menjadi trending topic di berbagai media sosial (medsos).

Ami (43), warga Kecamatan Gandus, mengatakan, kabut asap yang terjadi hari ini merupakan yang terparah.

Kondisi ini pun pernah dirasakan Ami pada 2015 lalu ketika kabut asap pekat menyelimuti Kota Palembang.

"Sebetulnya kami sudah merasakan satu bulan lebih kabut asap. Tapi hari ini terparah, abu kebakaran itu sampai masuk ke rumah. Anak saya juga merasakan sesak napas," kata Ami, kepada Kompas.com, Senin (14/10/2019).

Baca juga: Terpapar Kabut Asap Ekstrem, 500 Sekolah di Palembang Diliburkan

Ami menerangkan, selain debu kebakaran masuk ke rumah, jarak pandang pun ikut menurun pada pagi hari. Sekitar pukul 06.00 WIB, ia pun melihat jarak pandang hanya sampai beberapa meter.

"Pagi ke warung, tapi sudah tidak terlihat jalan. Mata sangat perih. Anak saya sekarang tidak boleh keluar, karena asapnya memang sangat parah," ucapnya.

Sementara itu, Ruasna Risi (55), warga Kecamatan Kemuning, Palembang, mengalami hal yang sama.

Ketika menjelang subuh, kabut asap terlihat sangat begitu pekat. Kondisi ini, menurutnya, sangat parah dibandingkan beberapa waktu lalu.

"Sampai abunya diteras banyak. Napas benar-benar susah kalau di luar rumah. Kemarin tidak separah ini," ucap Ruasna.

Ia pun berharap pemerintah segera mengambil tindakan untuk segera mengatasi kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan tersebut.

"Kami juga ingin udara sehat, sudah lebih sebulan asap di Palembang ini," keluhnya.

Kategori tidak sehat

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel mencatat, laporan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di Kota Palembang masuk ke kategori tidak sehat. Nilai ISPU telah tembus ke angka 192.

Kepala Bidang Penaganan Kedaruratan BPBD Sumsel Ansori mengatakan, lima unit helikopter water bombing telah diturunkan untuk melakukan pemadaman di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI).

Baca juga: BMKG Sebut Angin Jadi Penyebab Kabut Asap Ekstrem di Palembang

OKI diketahui merupakan kabupaten terbesar yang wilayahnya terbakar dan mencapai 437 titik api. Kemudian, Banyuasin 94 titik api, Muba 90 titik api, Musirawas Utara 29 titik api, PALI 20 titik api, Muara Enim 20 titik api, Ogan Ilir 18 titik api, Musirawas 16 titik api, OKU Timur 6 titik api, OKU 1 titik api dan Lahat 1 titik api.

"Total ada 732 hotspot, per tanggal 13 Oktober 2019, yang di-update pada pukul 00.15 WIB," jelas Ansori.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com